Muhammadiyah Beri Dukungan Moral untuk Polri
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, memberikan apresiasi tinggi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan seluruh jajaran kepolisian atas keberhasilan memusnahkan barang bukti narkoba dalam jumlah luar biasa besar. Dari total 214,84 ton barang bukti yang berhasil diamankan selama setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sebanyak 2,1 ton di antaranya dimusnahkan secara simbolis dalam acara yang dihadiri langsung oleh Haedar.
Langkah ini disebut Haedar sebagai bentuk nyata keseriusan negara dalam menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman narkoba. Ia menilai kehadiran Muhammadiyah dalam kegiatan tersebut merupakan wujud dukungan moral dan keagamaan terhadap perjuangan melawan peredaran barang haram yang telah merusak banyak sendi kehidupan sosial.
Bahaya Narkoba bagi Masa Depan Bangsa
Dalam pernyataannya, Haedar menegaskan bahwa narkoba—baik sabu, ganja, maupun jenis lainnya—merupakan ancaman besar yang tidak boleh dianggap remeh. Ia menyoroti bagaimana peredaran narkoba kini telah menyasar berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan perempuan.
“Pemusnahan besar-besaran ini menjadi peringatan keras bagi seluruh elemen bangsa. Kita tidak boleh memberi ruang sedikit pun bagi peredaran narkoba yang bisa menghancurkan masa depan Indonesia,” ujar Haedar.
Menurutnya, jika dibiarkan, dampak sosial dan moral yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba akan jauh lebih berbahaya dibandingkan ancaman lain, karena merusak potensi generasi muda sebagai penerus bangsa.
Pentingnya Ekosistem Anti-Narkoba yang Terintegrasi
Haedar juga menekankan pentingnya membangun ekosistem sosial yang sehat untuk memerangi narkoba. Ia menilai penegakan hukum yang tegas harus diimbangi dengan langkah pencegahan yang terstruktur, sistematik, dan masif di berbagai lini kehidupan.
“Gerakan antinarkoba tidak bisa berdiri sendiri. Perlu keterlibatan keluarga, sekolah, lembaga pendidikan, dan seluruh institusi sosial agar tercipta benteng yang kuat melawan peredaran narkoba,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, Indonesia dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar sangat berpotensi menjadi target empuk bagi jaringan narkoba internasional. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi nasional yang melibatkan pemerintah, masyarakat sipil, dan tokoh agama dalam melindungi generasi bangsa.
Dukungan Presiden Prabowo untuk Kinerja Polri
Presiden Prabowo Subianto turut memberikan apresiasi besar terhadap Polri atas kerja kerasnya dalam mengungkap dan menyita 214,84 ton narkoba dengan nilai ekonomi mencapai Rp29,37 triliun. Dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Prabowo menilai keberhasilan ini bukan sekadar prestasi hukum, melainkan juga penyelamatan kemanusiaan.
“Barang bukti yang berhasil disita dan dimusnahkan ini dapat menyelamatkan lebih dari 629 juta jiwa, atau dua kali lipat jumlah penduduk Indonesia,” ujar Prabowo.
Presiden menekankan bahwa upaya Polri dalam menumpas jaringan narkoba merupakan bagian penting dari misi nasional untuk menjaga moral, kesehatan, dan masa depan bangsa. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh anggota kepolisian yang bertugas di lapangan.
“Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh anggota Polri di mana pun mereka berada. Mereka telah berjuang bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menyelamatkan bangsa,” kata Prabowo.
Seruan Bersama untuk Indonesia Bebas Narkoba
Pemusnahan narkoba dalam jumlah besar ini menjadi momentum penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam perang melawan narkoba. Muhammadiyah berharap langkah tegas Polri menjadi inspirasi bagi lembaga lain untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan edukasi publik.
Haedar menutup dengan pesan bahwa perjuangan melawan narkoba harus dilakukan secara berkelanjutan dan berlandaskan nilai moral, spiritual, serta kebangsaan yang kokoh. “Indonesia harus berdiri tegak sebagai bangsa yang sehat, beriman, dan berdaya dalam melawan kejahatan narkoba,” ujarnya.
Baca Juga: Puja-Puji Mengalir untuk Bintang Muda Estevao