Razia Besar di Pabrik Hyundai-LG
Washington Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengingatkan perusahaan asing untuk mematuhi hukum imigrasi yang berlaku di AS. Peringatan itu disampaikan setelah otoritas menahan sekitar 475 pekerja, mayoritas berasal dari Korea Selatan (Korsel), dalam penggerebekan di pabrik baterai Hyundai-LG yang sedang dibangun di Georgia pada Kamis (4/9).
Aksi ini disebut sebagai operasi tunggal terbesar di bawah kebijakan anti-migran Trump.
Pesan Keras Trump
“Harap hormati hukum imigrasi negara kami,” tegas Trump lewat pernyataan di media sosial, dikutip AFP, Senin (8/9/2025).
Trump menyambut baik investasi asing, tetapi menekankan agar perusahaan membawa tenaga kerja secara legal. “Kami minta Anda mempekerjakan dan melatih pekerja Amerika,” tambahnya.
Ratusan Pekerja Ditahan
Rekaman menunjukkan para pekerja dengan tangan dan kaki diborgol saat digiring ke bus oleh petugas imigrasi. Trump menyebut ICE (Otoritas Imigrasi dan Bea Cukai) sudah bertindak benar karena pekerja tersebut berada di AS tanpa izin sah.
Meski begitu, ia mengakui adanya kekurangan keterampilan tenaga kerja domestik sehingga butuh pelatihan tambahan.
Investigasi Ketenagakerjaan Ilegal
Steven Schrank, agen khusus Investigasi Keamanan Dalam Negeri di Georgia, mengatakan operasi ini menargetkan praktik ketenagakerjaan ilegal di area konstruksi seluas 100 acre.
WNI Ikut Terjaring Razia
LG Energy Solution menyebut 47 karyawannya ditangkap, terdiri dari 46 warga Korsel dan satu warga Indonesia berinisial CHT. Menurut Kementerian Luar Negeri RI, dokumen CHT seperti paspor, visa, hingga undangan perusahaan sebenarnya lengkap.
Selain itu, 250 pekerja lain yang ditahan diduga berasal dari kontraktor Hyundai-LG, sebagian besar juga warga Korsel.
Upaya Pemulangan Pekerja
Pemerintah Korea Selatan menyatakan negosiasi pembebasan para pekerja telah rampung pada Minggu (7/9). Mereka dijadwalkan segera dibebaskan dan dipulangkan ke negara asal.
Baca Juga: One Way ke Jakarta Berlaku, Akses Mobil ke Puncak Ditutup